Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan kemacetan jalan di Indonesia harus segera diatur.
“Macet banget, kemarin macet banget, belakangan ini macetnya sangat bertambah. Mungkin sinyal (ekonomi) kuat, tapi kemacetan harus diatur juga sih. Pusing juga macetnya kalau agak panjang,” kata Febrio dalam Executive Forum Media Indonesia yang tayang secara virtual, Kamis (9/3).
Febrio mengamini pernyataan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih yang mengatakan bahwa bobot inflasi terbesar adalah sektor transportasi.
Lana menyebut kemacetan membuat pengeluaran masyarakat membengkak karena beban energi terbuang, meski di sisi lain ada sinyal ekonomi yang bagus.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara juga sempat menyinggung kemacetan di Indonesia. Namun, ia justru merasa senang bisa merasakan kemacetan kembali selepas pandemi covid-19.
Pasalnya, Suahasil menganggap kemacetan yang terjadi menunjukkan ekonomi Indonesia sudah mulai pulih.
“Ketika (ekonomi) kembali pulih, kami sangat senang bisa merasakan kemacetan lagi. Kami sangat benci macet, tapi di lain sisi kami bersyukur dengan adanya kemacetan. Kami sangat sedih ketika melihat tempat wisata di berbagai negara Asean sepi pengunjung,” katanya dalam acara Asean Matters: Epicentrum of Growth, Senin (6/3).
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bensin menyumbang andil besar dalam inflasi Februari sebesar 5,47 persen year on year (yoy). Penyumbang inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 13,59 persen dengan andil 1,63 persen.
Di urutan kedua ada makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang inflasi sebesar 7,23 persen dengan andil 1,87 persen.
Rincian komoditas penyumbang inflasi tahunan terbesar adalah bensin dengan andil 1,07 persen, beras (0,32 persen), bahan bakar rumah tangga (0,22 persen), rokok kretek filter (0,20 persen), dan tarif angkutan udara (0,17 persen).
Sedangkan inflasi bulanan terealisasi sebesar 0,16 persen. Komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah beras (andil 0,08 persen), rokok kretek filter (0,04 persen), bawang merah (0,03 persen), cabai merah (0,02 persen), dan rokok putih (0,01 persen).
[Gambas:Video CNN]
(skt/dzu)
Sumber: www.cnnindonesia.com