Bos BI Ungkap Wajib Parkir Devisa Hasil Ekspor Berlaku 1 Maret 2023

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menetapkan 26 pemimpin baru bank sentral di pusat dan daerah pada Rabu (4/1).

Jakarta, CNN Indonesia

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan wajib penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri berlaku mulai 1 Maret 2023.

Perry menjelaskan parkir DHE itu dilakukan dalam bentuk term deposit (TD) valuta asing (valas). Ia mengatakan penempatan DHE oleh eksportir bakal dilakukan melalui bank dan lembaga lain kepada BI sesuai mekanisme pasar.

Ia menjelaskan jangka waktu TD valas yang ditawarkan untuk pertama kali terbagi ke dalam tiga tenor, yakni satu, tiga, dan enam bulan. Perry menegaskan kebijakan ini disiapkan untuk mendukung ekonomi Indonesia, khususnya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Suku bunganya kompetitif dengan bank luar negeri. BI punya counterparty di luar negeri, akan kompetitif. Tentu saja semakin panjang (tenor) maka suku bunganya semakin kompetitif. Semakin jumlahnya lebih besar, suku bunganya juga semakin kompetitif,” tegasnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/2).

Lebih lanjut, Perry merinci bahwa jangka waktu, tiering, dan besaran agent fee yang diberikan akan dievaluasi secara berkala setiap 3 bulan sekali.

Namun, Perry enggan memastikan apakah ada kewajiban konversi DHE sumber daya alam dari valas seperti dolar AS ke rupiah.

“Untuk konversi ke rupiah tentu saja ada plus minus. Kami terus diskusikan. Saya tidak ingin mendahului hasil diskusinya, karena ini masih berkoordinasi. Sabar nggih. Setelah diskusi selesai kami komunikasikan, Pak Menko (Airlangga Hartarto) juga berjanji akan mengkomunikasikan,” ungkap Perry.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan sinergi dengan pemerintah terus dilakukan, di mana masih berlangsung revisi PP Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam.

Sembari menunggu revisi selesai, Destry mengatakan BI melakukan inisiatif dengan menyiapkan semacam outlet dengan nama TD valas yang berguna untuk menyimpan DHE tersebut.

“Kami di BI sudah mengantisipasi ini dengan mengeluarkan PBI DHE per 22 Desember 2022. Jadi di situ sifatnya kami mengantisipasi dana-dana ini akan masuk, sehingga kami menyiapkan outlet atau instrumen yang disebut TD valas DHE,” jelasnya.

Destry juga mengamini pernyataan Perry di mana return yang didapat akan dipengaruhi durasi tenor hingga nominal yang disetor. Ada juga insentif untuk perbankan, di mana jika bisa mencari nasabah dengan tenor lebih panjang akan mendapatkan agent fee lebih besar.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)





Sumber: www.cnnindonesia.com