Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra membongkar alasan maskapainya sulitnya menurunkan biaya penerbangan ibadah haji tahun ini.
Awalnya Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan biaya penerbangan haji Rp33,97 juta per jemaah. Namun, setelah berunding dengan Komisi VIII DPR RI dan sejumlah pihak terkait, usulan itu kembali turun meski hanya saja mentok di angka Rp32.743.992 juta per jemaah.
Irfan pun meminta semua pihak maklum karena harga itu tidak bisa turun lebih rendah lagi. Pasalnya, ada tiga isu besar yang Garuda hadapi soal biaya penerbangan haji ini.
“Saya mohon pengertian dan pemahaman bersama. Kami sampaikan berulang kali ke Kemenag bahwa ada tiga isu besar yang kami hadapi dengan angka-angka ini dan seperti tahun-tahun sebelumnya, kita ambil sedikit risiko dalam penghitungan ini,” ungkapnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VIII DPR RI, Selasa (14/2).
Isu besar pertama, harga avtur hari ini yang berada di kisaran 97 cen per liter. Garuda katanya, sudah mengambil posisi 93 cen per liter karena memang asumsi yang dipakai adalah ada kemungkinan penurunan dari sisi avtur.
“Jadi asumsi yang kami pakai pertama adalah 93 cen per liter, jauh di bawah harga hari ini 97 cen,” kata Irfan.
Kedua, harga pesawat yang disepakati. Ia mengatakan sesuai kesepakatan Kemenag dan BPKH, harga pesawat yang disepakati menggunakan asumsi kurs Rp15.150 per dolar AS.
Ketiga, Garuda menggunakan harga sewa pesawat sama dengan 2019 dengan asumsi kondisi normal.
“Jadi mohon pengertian, kami memang akan hanya mengambil 2,5 persen margin, ada risiko di kami, tapi kami akan coba manage secara maksimal mengenai avtur, harga sewa pesawat, maupun exchange rate, sehingga bila diminta turun lagi, sudah Rp212.900, angka mana lagi pak,” ujar Irfan kepada para Fraksi di Komisi VIII DPR RI.
Garuda sebelumnya mengusulkan biaya penerbangan ibadah haji tahun ini sebesar Rp33,4 juta per pesawat.
Secara rinci usulan itu meliputi biaya langsung dan tidak langsung. Untuk biaya langsung terdapat harga BBM atau avtur sebesar Rp13,1, aircraft lease Rp12 juta, persiapan teknis operasi pesawat Rp812 ribu, liability insurance Rp7.000 ribu, extended operating hours Rp77 ribu.
[Gambas:Video CNN]
Kemudian parking fee sebesar Rp290 ribu, landing fee Rp494 ribu, over flying Rp251 ribu, route charge Rp479 ribu, ground handling Rp547 ribu, catering penerbangan Rp464 ribu, biaya crew expense Rp401 ribu, hotac crew Rp183 ribu, dan transportasi penumpang darat Rp141 ribu. Biaya langsung ini jika ditotal sebesar Rp29,3 juta.
Sementara, untuk biaya tidak langsung yang tercantum dalam Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Bipih) meliputi ground staff salary Rp106 ribu, duty trip and hotac Rp222 ribu, crew recruitment training Rp62 ribu, dan insurance pax Rp19 ribu.
Lebih lanjut, terdapat remote terminal and system facility (di Arab Saudi) Rp227 ribu, pilgrim service Rp1,1 juta, dan baggage handling service Rp227 ribu. Secara akumulatif, biaya tidak langsung mencapai Rp2,09 juta.
Untuk keuntungan yang diambil Garuda, mereka mematok 2,5 persen dari keseluruhan biaya. Artinya, keuntungan itu hanya Rp815 ribu.
(mrh/agt)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com