Jakarta, CNN Indonesia —
Ekonom menilai surat edaran Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat tentang imbauan jalan kaki untuk mengendalikan inflasi tidak manjur meredam kenaikan harga-harga.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengatakan edaran tersebut terbit pada November tahun lalu lebih cocok ditujukan untuk alasan kesehatan, bukan inflasi.
“Kalau dicari relevansinya sepertinya agak jauh keterkaitan pengendalian inflasi dengan jalan kaki,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (2/3).
Menurutnya, sumber utama inflasi terlebih lagi sumber utama inflasi di provinsi NTT pada 2022 adalah makanan dan transportasi. Namun, meskipun transportasi menjadi salah satu pemicu inflasi di sana, jalan kaki bukanlah solusi terbaik.
“Penyediaan transportasi publik yang memadai, dan infrastruktur distribusi yang lancar akan lebih bermanfaat untuk merendam inflasi,” imbuhnya.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menyebut edaran jalan kaki tepat kalau ditujukan untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan, tetapi tidak pas kalau ditujukan menurunkan inflasi.
Faisal menjelaskan harga BBM di Indonesia tidak secara langsung dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan (supply and demand) karena termasuk produk yang harganya diatur dan ditentukan pemerintah (administered price). Harga BBM tidak turun lantaran konsumsi BBM di NTT berkurang.
“Jadi mau dipakai banyak atau sedikit, apalagi hanya di satu daerah, bukan nasional, dampaknya terhadap penurunan inflasi sangat sangat minimal,” ujarnya.
Alasan lain, kata Faisal, inflasi lebih banyak dipengaruhi faktor gejolak harga komoditas yang berpengaruh pada stabilitas harga pasar, misalnya harga pangan (volatile food).
“Volatile food yang banyak menyumbang inflasi itu lebih dipengaruhi faktor produksi, ketidaklancaran distribusi. Nah, itu yang mestinya lebih relevan mengatasi inflasi. Misalkan NTT bisa mencari substitusi dari bahan pangan lokal untuk mengurangi impor, itu lebih relevan,” pungkasnya.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat sebelumnya menerbitkan surat edaran berisi imbauan agar warganya berjalan kaki guna mengendalikan lonjakan inflasi, yang salah satunya dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda NTT Lery Rupidara mengatakan imbauan itu tercantum dalam surat edaran yang diteken pada 7 November 2022 lalu. Edaran dikeluarkan karena inflasi tengah melonjak, baik di tingkat daerah maupun nasional.
“Tanggal 7 November 2022 itu ada edaran bersifat himbauan untuk berjalan kaki atau bersepeda bebas kemanapun berapa jarak pun terserah kemampuan dan kebutuhan setiap orang,” kata Lery kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/2).
“Hal ini dalam rangka pengendalian inflasi juga ramah lingkungan dan sehat. Ini bersifat imbauan,” imbuhnya.
Menurut Lery, imbauan berjalan kaki ataupun bersepeda merupakan ajakan yang baik. Imbauan itu bersifat moral, tak ada kewajiban untuk melaksanakannya karena berkaitan dengan hak asasi masing-masing warga.
“Imbauan bersifat moral karena itu kan hak asasi orang. Sederhana saja,” ujarnya.
Lery mengaku kerap melaksanakan imbauan tersebut. Bahkan, kata dia, Viktor pun beberapa kali terlihat berjalan kaki. Namun, untuk berjalan kaki ataupun bersepeda Lery harus melihat konstelasi kesibukan dirinya.
“Kalau memungkinkan oke, kalau enggak memungkinkan ya enggak. Tapi memang pertama sekali dalam rangka inflasi, juga untuk pencegahan emisi gas buang, ramah lingkungan, dan buat kesehatan,” sambungnya.
[Gambas:Video CNN]
(pta/sfr)
Sumber: www.cnnindonesia.com