Fakta-Fakta Bank Silicon Valley Kolaps

Salah satu bank terbesar di AS, Silicon Valley Bank (SVB) ambruk pada akhir pekan lalu dan diambil alih oleh regulator setempat. Berikut fakta-faktanya.

Jakarta, CNN Indonesia

Salah satu bank terbesar di Amerika Serikat (AS), Silicon Valley Bank (SVB) ambruk pada akhir pekan lalu dan diambil alih oleh regulator setempat.

Kolapsnya bank yang didirikan pada 1983 ini merupakan gejolak di industri perbankan terbesar sejak krisis keuangan 2008 lalu.

Berikut fakta-faktanya:

1. Bank Terbesar untuk Pembiayaan Startup

SVB adalah bank terbesar di AS yang khusus memberikan pembiayaan bagi perusahaan rintisan (startup) dan teknologi.

Pada saat suku bunga rendah, SVB memberikan pembiayaan secara besar-besaran kepada sejumlah startup.

Belakangan saham teknologi kinerjanya justru kurang membaik sejak tahun lalu, sehingga dikhawatirkan tak akan sanggup membayar.

2. Krisis Modal

Runtuhnya perusahaan pemberi modal ini terjadi usai mengalami krisis modal selama 48 jam.

Regulator resmi menutup bank ini dan menempatkannya di bawah kendali Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai pihak yang melikuidasi aset-aset bank untuk membayar dana nasabah.

Pada akhir 2022, SVB punya aset US$209 miliar setara Rp3.232 triliun dan deposito sekitar US$175,4 miliar setara Rp2.712 triliun.

3. Tertekan Kenaikan Suku Bunga AS

Penyebab utama runtuhnya SVB adalah karena kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve yang cukup agresif sejak tahun lalu.

Saat, suku bunga mendekati nol, bank-bank memborong obligasi bertenor panjang yang tampaknya berisiko rendah. Hal ini juga dilakukan oleh SVB.

Namun, ketika The Fed menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi, nilai aset-aset tersebut jatuh, membuat bank-bank menanggung kerugian yang belum direalisasi.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/sfr)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com