Impor BBM Tinggi, Erick Thohir Minta Pertamina Cs Terus Keruk Minyak

Salah satu kerja sama yang digagas kolaborasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Muhammadiyah untuk mendorong industri obat herbal yang halal dan aman.

Jakarta, CNN Indonesia

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Pertamina Cs terus mengeruk minyak dari sumur-sumur tua hingga eksplorasi sumur-sumur baru.

Menurutnya, impor bahan bakar minyak (BBM) RI masih tinggi. Selain itu, masyarakat semakin punya uang, di mana golongan kelas menengah tumbuh.

Ia mengatakan masyarakat yang tadinya tidak punya mobil, kini berbondong-bondong membeli mobil dan motor. Di lain sisi, masyarakat susah diminta naik transportasi umum, termasuk kereta rel listrik (KRL).

“Kalau Pertamina tidak bisa memaksimalkan produksinya karena kekurangan uang, ini kan momentum yang nanti tidak datang dua kali. Apalagi sekarang teknologi sumur tua itu makin hari makin canggih,” kata Erick di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2).

“Inilah kenapa kami dorong Pertamina itu mencari dana untuk juga mengeksplorasi sumur-sumur baru sehingga produksi kita bisa kembali naik ataupun tetap merata, jangan turun terus,” imbuhnya.

Erick menyinggung soal kisah sukses dari Blok Rokan. Menurutnya, itu bisa menjadi contoh bagi Pertamina untuk mencari sumber minyak lain di Tanah Air.

Kendati demikian, ia tak menampik kegagalan pemerintah di Blok Mahakam. Ia menyebut hal tersebut terjadi karena pemerintah tidak mengawal masa transisi, berbeda dengan Blok Rokan.

“Kalau Rokan kami kawal, makanya hasilnya baik. Nah kami mengharapkan sumur-sumur tua lain segera dieksplorasi,” dalih Erick.

Selain itu, Erick menyebut beberapa sumur dari sektor privat juga banyak menghasilkan minyak, bahkan sudah go public. Dengan begitu, ia menekankan langkah pemerintah ini bukan merupakan liberalisasi.

“Jadi jangan istilahnya dikomunikasikan ini liberalisasi, tidak. Kalau liberalisasi, kenapa yang private sector boleh, kita nggak boleh?” tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com