Jakarta, CNN Indonesia —
Signature Bank diperkirakan bakal menjadi korban gejolak perbankan usai kolaps menimpa Silicon Valley Bank (SVB) pada akhir pekan lalu.
Hal ini ditandai dengan penutupan Signature Bank yang berbasis di New York pada Minggu (12/3) oleh regulator negara bagian AS.
Berdasarkan laporan Departemen Layanan Keuangan negara bagian New York yang dikutip dari Reuters, Selasa (14/3), Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengambil alih Signature Bank yang memiliki aset US$110,36 miliar dan deposito U$$88,59 miliar pada akhir tahun lalu.
Dilaporkan, karyawan Signature Bank melakukan pertemuan di kantor pusat di Manhattan pada hari penutupan tersebut. Namun, perwakilan dari bank tersebut tidak memberikan komentar terkait kabar penutupan ini.
Menyusul kabar penutupan, lembaga pemeringkat Internasional, Moody’s menurunkan peringkat utang Signature Bank ke level sampah dan menempatkan mereka dalam daftar enam bank dalam peninjauan.
Level utang sampah biasanya diberikan oleh Moody’s kepada perbankan yang diperkirakan bakal ambruk dalam waktu dekat.
Adapun bank-bank lain yang saat ini dalam tinjauan Moody’s untuk penurunan peringkat adalah First Republic Bank (FRC.N), Zions Bancorporation (ZION.O), Western Alliance Bancorp (WAL.N), Comerica Inc (CMA.N), UMB Financial Corp dan Intrust Financial Corporation.
Signature adalah bank komersial dengan kantor klien swasta di New York, Connecticut, California, Nevada, dan Carolina Utara, serta memiliki sembilan lini bisnis nasional termasuk real estat komersial dan perbankan aset digital.
Pada September, hampir seperempat simpanannya berasal dari sektor mata uang kripto, tetapi bank tersebut mengumumkan pada Desember bahwa mereka akan mengurangi simpanan terkait kripto sebesar US$8 miliar.
[Gambas:Video CNN]
(sfr/sfr)
Sumber: www.cnnindonesia.com