Indeks

OJK dan BEI Pede IHSG Bangkit Tahun Depan

IHSG diproyeksi melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (3/11), karena kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed.

Jakarta, CNN Indonesia

Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergejolak sepanjang 2022. Kendati, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis IHSG bisa bangkit tahun depan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengakui bahwa kinerja pasar modal Indonesia sepanjang 2022 terus diwarnai gejolak fluktuasi pasar. Ia tak menutup mata bahwa ada pelemahan bursa secara global, terlebih dalam satu bulan terakhir.

Meski begitu, ia mengklaim kinerja pasar modal secara year to date (ytd) masih positif. IHSG per 28 Desember 2022 berada di posisi 6.850 atau tumbuh 4,09 persen secara ytd. Namun, ia tak menampik bahwa angka tersebut memang relatif menurun ketimbang beberapa tahun lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tentu memang kalau dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya ini memang ada penurunan, tetapi dengan adanya ketidakpastian perekonomian global segala macam, untuk pencapaian 4,09 persen ytd pada 2022 ini sudah cukup bagus. Terutama dibandingkan di ASEAN, kita di atas Malaysia, Filipina, dan lain-lain. Kita di ASEAN itu slightly lebih rendah dari Singapura,” ungkapnya di Main Hall BEI, Kamis (29/12).

Soal proyeksi 2023, Inarno tidak secara gamblang menerka bagaimana pergerakan IHSG. Ia menilai para ekonom lebih punya kapasitas memprediksi secara akurat bagaimana pergerakan bursa nantinya.

“Tetapi kalau kami melihat perkembangan di 2022, saya sih cukup optimis ya 2023 akan cukup baik. Apalagi kalau melihat di pipeline kami masih banyak (perusahaan) yang ingin go public, terutama dalam beberapa waktu ke depan. Ada juga beberapa emisi yang besar sudah masuk ke dalam pipeline kami,” tegas Inarno.

Senada, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengaku optimis dengan proyeksi IHSG di 2023. Meski percaya diri bakal bangkit, Iman menegaskan ada prinsip kehati-hatian yang diterapkan.

Secara teknikal, Iman mengatakan hal paling mudah untuk mengukur indeks saham adalah melihat indeks LQ45 yang berkontribusi 80 persen. Jika dibedah, 5 urutan teratas IHSG didominasi oleh sektor perbankan dan telekomunikasi. Naik turunnya saham di dua sektor tersebut bakal berpengaruh ke suku bunga.

Meski kebijakan suku bunga agresif The Fed hingga adanya inflasi berpengaruh terhadap bursa, Iman mengatakan fokus BEI adalah rata-rata nilai transaksi harian (RNTH). Iman menegaskan cuan bagi bursa didapat dari value atau volume transaksi. Jadi, indeks tinggi tidak berdampak signifikan jika volume transaksi rendah.

“BEI sama dengan yang disampaikan Bank Indonesia (BI) dan Presiden (Joko Widodo) bahwa RNTH BEI meningkat dari tahun ini yang kami prediksi Rp13,75 triliun menjadi Rp14,75 triliun. Artinya optimis, tapi waspada,” tegas Iman.

[Gambas:Video CNN]

(skt/dzu)




Sumber: www.cnnindonesia.com

Exit mobile version