Saham Anjlok Rp1.110 T, Gautam Adani Tak Jadi Orang Terkaya Asia Lagi

Crazy rich India, Gautam Adani terdepak dari posisi sebagai orang terkaya Asia usai harga saham perusahaannya anjlok Rp1.110 triliun.

Jakarta, CNN Indonesia

Crazy rich India, Gautam Adani terdepak dari posisi sebagai orang terkaya nomor satu di Asia usai harga saham dari beberapa perusahaannya anjlok hingga US$74 miliar atau setara Rp1.110 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).

Adani kehilangan kekayaan dalam jumlah besar imbas laporan Hindenburg Research yang menuduh perusahaan melakukan penipuan short seller.

Meskipun Adani telah membantah dan mengatakan tuduhan tersebut tak berdasar, namun respons regulator Australia yang mengatakan akan meninjau hasil laporan tersebut memberikan sentimen negatif.

Berdasarkan Reuters, Rabu (1/2), penurunan harga saham ini membuat posisi Adani merosot menjadi orang terkaya nomor 10 versi Forbes dengan perkiraan kekayaan bersih sebesar US$84,1 miliar atau Rp1.261,5 triliun. Padahal sebelum ada laporan Hindenburg, Adani menduduki peringkat ketiga orang kaya di dunia dan nomor satu di Asia.

Adani berada tepat di bawah Mukesh Ambani, Ketua Reliance Industries Ltd (RELI.NS) yang diperkirakan memiliki kekayaan $84,4 miliar atau Rp1.266 triliun. Dengan demikian, ia bukan lagi orang terkaya nomor satu di Asia.

Secara rinci, Adani kehilangan uangnya dari penurunan saham Adani Enterprises (ADEL.NS) sebesar 20 persen pada Rabu (1/2) ini, dan total kerugian capai US$15 miliar sejak laporan tersebut.

Kemudian, harga saham Adani Power (ADAN.NS) juga turun 5 persen, dan Adani Total Gas (ADAG.NS) merosot 10 persen. Lalu, harga saham Adani Transmission (ADAI.NS) turun 6 persen dan Adani Ports and Special Economic Zone (APSE.NS) turun 15 persen.

Adani Total Gas yang perusahaan patungan antara perusahaan energi Prancis Total (TTEF.PA) dan Adani Group diperkirakan menjadi korban terbesar dari laporan short seller tersebut dan kehilangan sekitar US$27 miliar.

Data juga menunjukkan bahwa investor asing menjual bersih ekuitas India senilai US$1,5 miliar sejak laporan Hindenburg. Ini adalah catatan arus keluar terbesar selama empat hari berturut-turut sejak 30 September.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com