Jakarta, CNN Indonesia —
Saham Credit Suisse jatuh lebih dari 20 persen pada Rabu ke level terendah, setelah penyokong terbesarnya tampaknya menolak memberikan pendanaan lebih lanjut bagi bank Swiss tersebut.
Laporan AFP bahkan menyebutkan saham bank tersebut ambruk 30 persen pada sore ini.
Mengutip CNN, Rabu (15/3), dalam wawancara dengan Bloomberg, ketua Bank Nasional Saudi mengatakan bahwa bank tersebut tidak akan meningkatkan sahamnya di Credit Suisse.
“Jawabannya adalah tidak sama sekali, karena banyak alasan. Saya akan menyebutkan alasan paling sederhana, yaitu regulasi dan peraturan. Saat ini kami memiliki 9,8 persen saham di bank tersebut – jika kami melebihi 10 persen, segala macam aturan baru akan berlaku, baik itu dari regulator kami, regulator Eropa, atau regulator Swiss,” kata Ammar Al Khudairy kepada Bloomberg.
“Kami tidak ingin masuk ke rezim regulasi baru,” imbuhnya.
Credit Suisse pernah menjadi pemain besar di Wall Street. Bank tersebut juga telah dihantam oleh serangkaian kesalahan dan kegagalan kepatuhan selama beberapa tahun terakhir yang merusak reputasinya di mata klien dan investor, dan membuat beberapa eksekutif puncak kehilangan pekerjaan.
Saham bank tersebut turun hampir 22 persen di Zurich pada Rabu (15/3), dan biaya membeli asuransi terhadap risiko kegagalan Credit Suisse mencapai rekor tertinggi baru, menurut S&P Global Market Intelligence.
Credit Suisse menolak untuk berkomentar. Bank Sentral Swiss juga menolak untuk berkomentar dan Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa mereka tidak dapat berkomentar tentang bank-bank tertentu.
Hal ini karena ECB memiliki peran tidak langsung dalam mengatur Credit Suisse karena keberadaannya di negara-negara zona euro seperti Jerman, Italia, dan Spanyol.
Krisis tersebut menyebar ke saham perbankan Eropa lainnya, dengan bank-bank Prancis dan Jerman seperti BNP Paribas, Societe Generale, Commerzbank, dan Deutsche Bank turun antara 8 persen dan 10 persen.
Sebelumnya, nasabah menarik kembali 123 miliar franc Swiss (US$133 miliar) dari Credit Suisse pada tahun lalu, sebagian besar pada kuartal keempat, dan bank melaporkan kerugian bersih tahunan hampir 7,3 miliar franc Swiss (US$7,9 miliar), yang terbesar sejak krisis keuangan global pada 2008.
Pada Oktober 2022, pemberi pinjaman tersebut memulai rencana restrukturisasi ‘radikal’ yang melibatkan pemotongan 9.000 pekerjaan penuh waktu, memisahkan bank investasinya, dan fokus pada manajemen kekayaan.
Bank Nasional Saudi berkomitmen sebesar US$1,5 miliar dari US$4 miliar modal baru yang Credit Suisse kumpulkan untuk mendanai perombakan tersebut. Al Khudairy mengatakan ia senang dengan restrukturisasi tersebut.
“Kami puas dengan rencana, rencana transformasi yang mereka ajukan. Ini adalah bank yang sangat kuat,” kata Al Khudairy dalam wawancara dengan Reuters.
“Saya tidak berpikir mereka akan membutuhkan uang tambahan; jika Anda melihat rasio mereka, semuanya baik-baik saja. Dan mereka beroperasi di bawah rezim regulasi yang kuat di Swiss dan di negara lain,” kata Al Khudairy.
[Gambas:Video CNN]
(dzu)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com