Tarif Listrik Sri Lanka Naik Sampai 275 Persen Demi Dapat Bantuan IMF

Sri Lanka menaikkan tarif listrik konsumen hingga 275 persen demi memperoleh dana talangan IMF.

Jakarta, CNN Indonesia

Sri Lanka menaikkan tarif listrik sebesar 66 persen pada Kamis (16/2) kemarin. Enam bulan lalu, tarifnya sudah naik 264 persen. Dengan lonjakan tarif terbaru berarti tarif listrik Sri Lanka sudah naik 275 persen.

Langkah ini dilakukan demi membujuk Dana Moneter Internasional (IMF) agar memberikan bantuan dana talangan (bailout) untuk memulihkan ekonomi Sri Lanka yang dilanda krisis.

“Kami harus menaikkan biaya listrik agar sesuai dengan ketentuan IMF. Kami tidak bisa mendapatkan bantuan dari bendahara (jika tidak menaikkan tarif listrik),” kata Menteri Energi Kanchana Wijesekera, dilansir dari AFP, Jumat (17/2).

“Kita perlu menghasilkan pendapatan untuk menutupi biaya,” sambungnya.

Kini rumah tangga di Sri Lanka harus membayar 30 rupee atau setara Rp1.462 per kwh untuk listrik (asumsi kurs Rp183 per rupee Sri Lanka). Angka ini sama dengan tarif rata-rata di negara tetangganya, India.

Wijesekera mengatakan kenaikan tarif akan memungkinkan Sri Lanka untuk mengakhiri pemadaman nasional selama 140 menit per hari, yang saat ini berlaku di seluruh wilayah.

“Dengan pendapatan yang meningkat, kami akan dapat membeli bahan bakar yang diperlukan untuk memastikan listrik tidak terputus mulai hari ini,” katanya.

Sebelumnya, krisis keuangan pada 2022 membuat 22 juta orang Sri Lanka menderita selama berbulan-bulan. Mereka kekurangan makanan dan bahan bakar, apalagi ditambah pemadaman nasional.

Pemadaman nasional dilakukan lantaran negara kehabisan uang untuk membeli bahan bakar impor untuk generator. Pemerintah pun gagal bayar utang luar negerinya sebesar US$46 miliar.

Kini, Sri Lanka sedang menyelesaikan paket penyelamatan dengan IMF untuk memulihkan keuangan negara yang hancur.

Presiden baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan ekonomi Sri Lanka turun hingga 11 persen tahun lalu, dan kemungkinan akan tetap bangkrut setidaknya hingga 2026.

[Gambas:Video CNN]

(cfd/pta)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com